Banyak sejarah kelam yang telah tercatat mengenai para kaum homoseksual. Mereka dikucilkan, dihina, bahkan dibunuh dan dibakar hidup-hidup. Di Zaman Kegelapan, gay adalah salah satu kelompok yang wajib untuk dibantai di Eropa. Jumlah korban yang lebih banyak di benua itu ditemukan di Venice. Kota penuh air ini setiap harinya harus menghadapi luapan air di atas kota mereka, dan hal ini membuat mereka paranoid terhadap bencana banjir atau tsunami. Timbullah ketakutan setelah membaca Alkitab, di bagian di mana disebutkan tentang Sodom dan Gomorah. Kiamat akan terjadi jika homoseksual dibiarkan hidup. Inilah yang menjadi dasar pembelaan orang-orang pada saat itu untuk membakar gay hidup-hidup di antara dua tiang monumental ini.
Beratus-ratus tahun para gay dibasmi untuk mencegah kemarahan Tuhan terjadi di kota tersebut.
Holocaust lebih parah lagi. Target pembantaian oleh Nazi meliputi para Yahudi, orang cacat fisik dan mental, homoseksual, Saksi Yehovah, orang Roma (Gipsi), dan para tahanan. Landasan Nazi dalam membantai homoseksual adalah "perusakan generasi", dan juga mengancam "disiplin maskulinitas". Dikatakan sebagai "parasit antisosial" dan "musuh negara", lebih dari 100,000 orang ditangkap di bawah hukum peperangan melawan homoseksualitas. Sekitar 50,000 orang dihukum penjara dan sisanya masuk rumah sakit jiwa dengan jumlah yang tidak diketahui. Dan kira-kira ratusan orang dikebiri secara paksa. Dilaporkan juga sekitar 5,000 sampai 15,000 pria homoseksual dikurung dalam kamp yang fungsinya sebagai semacam tempat terapi penyembuhan gay, dan kebanyakan mati karena kelaparan, penyakit, kelelahan, dipukul dan dibunuh.
Perempuan pada saat itu dinilai lebih terhadap kemampuannya memproduksi anak. Lesbian sendiri tidak secara otomatis menderita dianiaya oleh pemerintahan Nazi, tetapi mereka kehilangan tempat untuk berkumpul. Meskipun seorang wanita adalah lesbian, dia tetaplah seorang wanita yang mampu mereproduksi anak.
Para gay di zaman Nazi Hitler diberi tanda pengenal homoseksual berupa gambar segitiga berwarna pink di tubuh mereka.
Bahkan di jaman yang modern ini, kasus penganiayaan dan pelecehan terhadap para LGBT masih seringkali terjadi. Di USA, Gereja Baptis Westboro terkenal aktif dalam suaranya mengkampanyekan seruan anti-gay. Mereka mendatangi makam para tentara homoseksual yang tewas, dan menyerukan makian-makian anti-gay-nya.
![]() |
Tuhan benci homo. |
Remaja gay di Amerika Serikat mempunyai kecenderungan bunuh diri lebih tinggi dibandingkan remaja straight atau hetero. Kasus penganiayaan anak di sekolah AS juga masih sering terjadi. Dibandingkan dengan negara-negara yang sudah melegalkan pernikahan gay seperti: Argentina, Belgium, Kanada, Islandia, Belanda, Norwegia, Portugal, Afrika Selatan, Spanyol, dan Swedia, Amerika masih menghadapi kendala-kendala dalam melegalkan pernikahan sesama jenis. Namun baru-baru ini Amerika Serikat menghapus kebijakan DADT (Don't Ask Don't Tell) dalam militer yang mengharuskan para LGBT untuk menyembunyikan identitas seksualitas mereka jika ingin berpartisipasi dalamnya. Bagaimanapun, manusia-manusia di bumi semakin hari sudah seharusnya semakin sadar akan HAM dan menghargai pilihan-pilihan orang lain untuk hidup seperti apa.
Apakah homoseksualitas disebabkan oleh kekurangan figur ayah?
Beberapa orang berteori bahwa kekurangan figur ayah dapat membentuk homoseksualitas dalam diri anak. Dalam beberapa kasus, memang ditemukan homoseksual yang tidak harmonis hubungannya dengan ayahnya, tapi tidak semua. Dan teori ini tidak bisa menjelaskan anak lainnya yang juga tidak akrab dengan ayahnya, namun tetap tumbuh sebagai heteroseksual. Jadi teori ini tidak tepat.
Beberapa orang yang mengalami trauma kemungkinan akan mengalami disfungsi seksual dan kebingungan orientasi seksual. Misalnya seorang heteroseksual yang pernah dilecehkan oleh lawan jenisnya dan tidak mendapat sosok ideal dari lawan jenisnya, kemudian mencari sosok itu di jenis kelamin sama, dan akhirnya menjalani kehidupan seksual yang kontradiksi dengan orientasi seksualnya. Artinya, seorang perempuan yang melakukan aktivitas lesbian, belum berarti berorientasi seksual ke sesama jenis juga, hanya saja dia mengalami kebingungan seksualitas. Teori yang mengatakan bahwa jika seorang anak disodomi saat kecil, bisa berubah menjadi homoseksual, juga salah. Banyak anak korban pelecehan homoseksual semasa kecil tumbuh menjadi heteroseksual yang benci kepada gay atau homofobik.
Lingkungan sosial yang cenderung feminim atau maskulin juga tidak secara langsung mempengaruhi orientasi seksual seseorang. Gender tidak harus berpengaruh terhadap orientasi seksual. Misalnya seorang pria yang tumbuh menjadi pemain balet atau seniman, faktanya banyak dari mereka yang tetap hetero/straight. Perempuan yang kuat juga belum tentu adalah lesbian. Banyak kuli wanita yang hetero. Begitu pula sebaliknya pada kasus gay dan lesbian, gay tidak harus kemayu dan lesbian tidak harus superwoman.
Beberapa tawaran terapi penyembuhan gay sudah dideklarasikan oleh APA dan WHO sebagai omong kosong dan harus dihindari karena membahayakan kesehatan mental para gay dan lesbian. Namun untuk gay dan lesbian yang tetap tidak ingin menjalani hidup seksual ke sesama jenis, masih punya jalan lain, yaitu hidup selibat selamanya, atau aseksual. Orientasi seksual itu tidak bisa diubah. Hanya saja seksualitas bisa ditekan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, genetik berperan dalam ke-gay-an seseorang. Pertanyaan mengenai "kenapa homoseksual ada" hampir mirip dengan pertanyaan "kenapa laki-laki punya puting susu". Laki-laki mempunyai puting susu karena perempuan membutuhkan puting susu. DNA manusia mewariskan puting susu kepada anak, tidak peduli laki-laki atau perempuan. Sama dengan homoseksual. Beberapa pria mencintai pria karena wanita butuh untuk mencintai pria. Namun pria juga butuh mencintai wanita demi kepentingan reproduksi. Inilah yang menyebabkan keragaman dalam seksualitas manusia.
Pada penelitian saudara kembar yang dipisahkan di lingkungan yang berbeda, ditemukan mereka sama-sama tumbuh sebagai homoseksual. Ini membuktikan bahwa, entah bagaimana, homoseksualitas seseorang ada hubungannya dengan genetik. Sebagaimana yang sudah pernah saya bahas, homoseksualitas disebabkan bukan hanya karena faktor genetik atau lingkungan semata, namun kombinasi antara keduanya. Dan eugenetik juga banyak berperan dalam hal ini. Bahkan pada penelitian terhadap orangtua para pria gay, ditemukan bahwa ibu mereka lebih subur daripada ibu lainnya.
Berikut ini ada video animasi yang pernah saya temukan, membahas orientasi seksual.
Gay Education
Dialog:
Man: "Ketika orang-orang berbicara mengenai homoseksualitas, mereka sering bertanya: Apakah itu pilihan?"
Christian: "Sepertinya begitu."
Man: "Halo. Namamu siapa?"
Christian: "Christian."
Man: "Baik, Christian. Mari kita lihat apa saja yang dikatakan oleh penemuan terbaru sains."
Christian: "Oh, itu."
Man: "Untuk mempermudah, mari kita datangkan dua orang gay, George dan Martha. Sebelum kita menjawab apakah homoseksualitas adalah sebuah pilihan atau tidak, pertama-tama kita harus mendeskripsikan dulu apa yang dimaksud dengan menjadi gay. Bagaimana kamu tahu kamu homoseksual?"
Martha: "Sama seperti bagaimana kau tahu kau straight?"
Man: "Sejak abad kesembilanbelas, ditemukan banyak teori mengenai homoseksualitas adalah tidak terbukti dan mengandung kontradiksi."
Old guy: "Banyak kasus homoseksualitas disebabkan oleh ketidakharmonisan hubungan ayah-anak dan juga perawatan yang dominan dari ibu."
Christian's dad: "Dadah"
Christian's mom: "Tetap di sini, Christian."
Old guy: "Wanita homoseksual tidak akan pernah bisa menyembuhkan pikiran mengenai dirinya yang tidak memiliki penis. Dia bermaksud mengubah kodratnya dengan menggunakan wanita lain sebagai objek seksual."
Martha: "Kau bercanda, kan?"
Christian: "Ya, setahuku kata orang homoseksualitas itu memang tidak alami..."
Man: "Benarkah? Faktanya, hubungan homoseksual sering ditemukan di alam, termasuk pada zebra, kera, ikan lumba-lumba, domba, banteng, bebek, rubah, gajah, kuda, gorilla, rusa, kucing, babi, tikus, kelinci, angsa, dan singa, beberapa contohnya."
Christian: "Oke... Tapi kita bukan binatang, manusia punya kehendak bebas...!"
Martha: "Tapi kau tidak bisa memilih siapa yang akan kau cintai, tahu!"
Man: "Hehe.. Tenanglah dulu, Martha. Christian mungkin ada benarnya juga, tapi ayo kita lihat bagaimana bukti penelitian sains yang terkini. Saat meneliti homoseksualitas, para ilmuwan fokus pada tiga hal utama. Genetik, hormon, dan keadaan kandungan. Tentu saja penelitian ini lebih banyak fokus kepada pria homoseksual. Maaf, Martha."
Martha: "Mengecewakan..!"
Man: "Pertama-tama mari kita lihat studi terhadap dua bayi kembar identik. Jika salah satu dari saudara kembar itu adalah pria gay, maka kemungkinan saudara yang lainnya gay mencapai 70%. Angka yang sangat tinggi untuk mengatakan gen tidak berperan di sini. Nyatanya, penelitian ini menunjukkan bahwa genetik berperan besar dalam menentukan orientasi seksual seseorang dan mungkin juga mempengaruhi apakah kamu akan kidal atau tidak. Tentu saja kita tidak menghakimi orang-orang kidal. Tepatnya... tidak lagi. Para ilmuwan juga menemukan femomena statistikal. Penelitian menunjukkan bahwa mempunyai banyak saudara laki-laki memperbesar kemungkinan seorang anak menjadi homoseksual."
Christian: "Oh, aku tahu, para ibu selalu lebih memanjakan anak bungsu dan ini menyebabkan dia menjadi gay!"
Man: "Bukan, bukan itu... Saat seorang wanita mengandung seorang anak laki-laki, ilmuwan menyadari bahwa tubuh wanita itu lebih sering menganggap fetus berkelamin laki-laki sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi untuk melawan fetus tersebut. Semakin banyak seorang wanita memiliki anak laki-laki, semakin mudah pula tubuh wanita tersebut mengadaptasikan fetus menjadi feminin. Dan mungkin ini bisa menjelaskan bagaimana tingkat keberhasilan anak untuk menjadi gay bertambah besar secara signifikan."
Christian: "Oke, mungkin kalian semua bisa membantah, tapi bagaimana dengan orang yang awalnya gay dan akhirnya bisa menjadi straight setelah menerima Tuhan? Bagaimana dengan ex-gay ministry?"
Man: "Bahkan organisasi seterkenal ex-gay ministry pun tidak mengklaim bisa mengubah orientasi seksual yang terdapat di dalam diri setiap orang, melainkan hanya perilaku seksualnya saja."
Lesbian from ex-gay ministry: "Kami masih gay...!"
George: "Kalau tempat ini memang benar-benar berguna, kenapa tempat ini memperlakukan para pasien gaynya dengan keras, kenapa ministry ini bereksperimen dengan cara kasar?"
Christian: "Hm... Oke..."
George: "Dan kenapa banyak pemimpin dan anggotanya yang membual sejak awal bahwa mereka berubah?"
Christian: "Mungkin program ini tidak berhasil untuk semua orang, tapi apa salahnya mencoba?"
George: "Bagaimana dengan perasaan malu dan gelisah yang dirasakan karena pemaksaan kepada para korbannya, di mana hal ini sungguh menghabis-habiskan uang, energi, dan waktu orang-orang padahal tidak ada yang salah dengan mereka!"
Christian: "Itu kan katamu..."
Man: "Hahaha.... Dalam kenyataannya, bukan hanya George yang berkata begitu, Christian... The American Medical Association, The American Psychiatric Association, The American Psychological Association, The American Psychoanalitic Association, The American Academy of Pediatrics, and The National Association of Social Workers sudah menyatakan untuk tidak memperlakukan homoseksualitas sebagai suatu gangguan jiwa, dan mereka juga menentang terapi penyembuhan dan terapi konversi, dan juga orientasi seksual bukanlah sebuah pilihan dan tidak dapat diubah."
Christian: "Jadi begitu, ya? Aku harus percaya orientasi seksual bukanlah pilihan hanya karena semua ilmuwan dan dokter-dokter itu bilang begitu?"
George: "Kan kamu yang tanya?"
Martha: "Sepertinya aku tahu seorang gadis bernama Heather yang menarik kembali perkataannya dan..."
George: "Diam!"
Man: Informasi yang terdapat dalam kartun edukasional ini didasari oleh penelitian-penelitian yang bisa ditemukan di perpustakaan universitas terdekat. Mungkin pengecualian untuk Universitas Bob Jones di California Selatan.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar